Sebuah Dialog Ringan

Sebuah Dialog Ringan

Sebuah Dialog Ringan Dengan Bapak Penjual Sate

Malam itu tanggal 28 Desember 2012 di sela-sela turunnya hujan rintik-rintik seperti biasa beliau bapak penjual sate kembali menjajakan satenya di sekitar perumahan tempat saya tinggal. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam dan di rumah kebetulan istri tidak memasak maka saya cegat beliau untuk membeli satenya untuk makan malam.

Dalam proses pembuatan satenya kami terlibat sebuah pembicaraan dengan topik yang masih hangat di sekitar kita. Kiamat. Beliau merasa prihatin karena ketika tanggal sekitar tanggal 21 Desember 2012 di sebuah perumahan terjadi sebuah kepanikan yang luar biasa akibat informasi tentang kiamat. Kepanikan ini menimbulkan suasana yang kurang lebih sama ketika kasus gempa di Yogyakarta. Isu yang dihembuskan warga diminta untuk berhati-hati antara tanggal 21-28 Desember 2012. Usut punya usut ternyata ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan isu berkenaan dengan hari kiamat. Pihak yang berwajib telah menangkap kurang lebih 6 orang yang telah menyebarkan isu tersebut.

Saya mencoba menjadi pendengar yang baik dengan mendengarkan semua pembicaraan Si Bapak Penjual Sate. Beliau mengungkapkan bahwa kiamat tidak mungkin terjadi karena suara kumandang adzan masih terdengar dimana-mana. Sekalipun suara kumandang adzan tinggal satupun kiamat akan tetap ditunda ujar beliau. Saya cuma mantuk-mantuk saja dan terus mendengarkan beliau berbicara hingga tanpa terasa proses pembuatan sate selesai.

Dari hasil pembicaraan atau boleh saya katakan mendengarkan pembicaraan kita bisa ambil dua kata kunci yang penting. Pertama keberadaan tentang hari kiamat dan yang kedua berkenaan dengan kabar.

Berbicara tentang kiamat saya jadi teringat sebuah hadits dari Rosululloh Shalallohu Alaihi wa Salam ketika beliau didatangi oleh Malaikat Jibril dalam rupa seorang laki-laki. Dalam dialog yang terjadi sang laki-laki yang merupakan malaikat Jibril bertanya kepada Rosululloh Shalallohu Alaihi wa Salam tentang kapan terjadinya kiamat. Jawaban Beliau sangat simpel:

**
مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ
**
“Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya” (HR. Muslim).

Sebuah jawaban yang para ulama menyebutnya dengan jawamiul kalim yang berarti singkat, padat dan dalam. Kiamat merupakan perkara yang sangat besar dimana hal ini merupakan salah satu pondasi keimanan dari seorang Muslim. Rosululloh Shalallohu Alaihi wa Salam tidak menyebutkan kapan terjadinya akan tetapi Beliau yang mulia menyebutkan tanda-tandanya. Diantara salah satu tanda-tandanya ialah:

  1. Jika seorang hamba sahaya telah melahirkan tuannya (majikan)
  2. Jika orang-orang yang tak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin dan penggembala kambing saling berlomba untuk membangun gedung yang tinggi.

Dr. Sulaiman Al-Asyqar dalam bukunya Ensiklopedia Kiamat juga menyebutkan tanda-tanda datangnya hari kiamat dari mulai tanda-tanda kecil hingga tanda-tanda besar. Terdapat beberapa runtutan peristiwa yang akan terjadi salah satu diantaranya ialah kedatangan Imam Mahdi dan Dajjal, kedatangan Nabi Isa kedatangan Ya'juj dan Ma'juj dan lain sebagainya. Lalu kapan datangnya mereka?. Tidak penting kita mengetahui kapan hal itu terjadi sekarang karena Rosululloh tidak pernah menjelaskan dengan detil kapan datangnya. Adapun yang terpenting ialah apa yang akan kita siapkan kelak ketika ajal menjemput kita?. Bagaimana dengan amalan kita?. Kontribusi apa yang telah kita berikan kepada umat?. Sekecil apapun kontribusi kita insya Alloh akan menjadi salah satu timbangan kebaikan.

Kemudian yang kedua ialah terkait dengan kabar?. Mari kita coba tengok firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala:

**
وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ**

"Dan apabila datang kepadamu berita tentang keamanan ataupun ketakutan mereka lalu menyiarkannya" (QS. An-Nisaa : 83).

Dalam terjemah Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa ayat ini berkenaan dengan pengingkaran terhadap orang yang terburu-buru dalam menyimpulkan berbagai urusan, sebelum memastikan kebenarannya lalu ia memberitakan dan menyebarluaskannya padahal bisa jadi perkara itu tidak benar.

Masih saya nukilkan dalam terjemah Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan sebuah hadis :

"Cukuplah seseorang itu (dikatakan) pendusta, jika ia selalu menceritakan setiap hal yang didengarnya". (HR. Abu Ahmad).

Berkaitan dengan kabar berita hendaknya kita teliti terlebih dahulu kebenarannya. Tentu kita masih ingat kisah Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallohu anha dalam hadisul ifk bagaimana beliau difitnah. Mereka yang turut andil dalam penyebarannya tanpa diteliti terlebih dahulu juga akan terkena dosanya. Tidak mudah memang mengamalkannya apalagi jika berita tersebut yang menyampaikan adalah orang terdekat kita. So, kita mesti berhati-hati di dalam menyampaikan kabar berita terlebih lagi jika menyangkut orang banyak.

Terakhir yang menjadi catatan penting menurut saya ialah efek dari panik. Saya sendiri pernah mengalami hal ini dan sungguh-sungguh memutuskan segala sesuatu dalam keadaan panik merupakan hal yang sangat-sangat tidak tidak baik apalagi tanpa pertimbangan yang matang dan panjang. Mari kita belajar untuk tidak mudah panik karena efek dari panik ialah pengambilan keputusan yang mudah keliru.

Apa yang ringan dan sedikit ini semoga ada manfaatnya. Share jika memang bermanfaat.

  • Ditemani dengan hujan rintik-rintik

PMD, 15 Safar 1434 - 29 Desember 2012

Qudori Jibrayn

sumber gambar: cloudinary.com