Poin-Poin Kesuksesan Muhammad Al-Fatih

Poin-Poin Kesuksesan Muhammad Al-Fatih Dalam Menaklukkan Konstantinopel
Alhamdulillah selesai juga membaca buku Ustadz Felix Siauw berjudul Muhammad Al-Fatih 1453. Selepas ketagihan membaca Habits tidak sabar untuk membaca buku ini. Sayangnya buku ini cuma bertahan dua hari untuk dibaca sementara hasrat diri ingin membaca belum hilang. Buku ini sangat direkomendasikan bagi yang ingin mengetahui tentang Muhammad Al-Fatih lebih jauh. Benar-benar membuat addicted untuk terus membaca, penasaran dan tanpa terasa lembar demi lembar terbuka dan habis terbaca.
Penggambaran sosok Sultan Mehmed II atau Muhammad Al-Fatih benar-benar luar biasa. Kita dapat memetik beberapa hal yang dapat diambil sebagai contoh apa yang membuat beliau menjadi orang besar dan sukses menyebarkan Islam.
1. Memahami Syariat Islam
Beberapa poin penting yang membuat beliau bisa menjadi orang besar adalah hafal Al-Qur'an, memahami fiqh dan beberapa cabang ilmu lain. Ini menjadi salah satu poin penting bagi seorang pemimpin jika ia ingin memimpin umat Islam baik masa itu atau masa kini. Kunci memahami syariat Islam ialah dengan belajar, berilmu dan mengamalkan apa yang dipelajarinya. Bagaimana mungkin seseorang akan menjadi pemimpin yang disegani umat Islam dan akan menjadi panutan sementara dirinya sendiri jangankan hafal Al-Qur'an membacanya saja mungkin jarang atau tidak pernah.
Seseorang yang ditakdirkan akan menjadi besar terkadang lahir ke dunia dari seorang ayah atau ibu yang besar. Melihat masa kecilnya Mehmed II kita akan mengetahui bahwa Mehmed ini benar-benar dijaga oleh ayahnya Sultan Murad II. Beliau juga merupakan orang yang suka menterjemahkan beberapa kitab tafsir Al-Qur'an dari bahasa Arab ke bahasa Turki. Bisa kita bayangkan seorang sultan akan tetapi masih memiliki kesempatan mengurus umatnya dan masih sempat untuk berbuat untuk agama ini.
2. Berwawasan luas
Ilmu syar'i saja tidak cukup ketika seorang pemimpin ingin menyelesaikan permasalahan umatnya. Disini bukan berarti syariat menjadi sesuatu yang tidak penting akan tetapi syariat justru menjadi landasan utama ketika memahami ilmu-ilmu yang lain. Syariat menjadi panduan dan jalan yang menjaganya dari terjatuh di dalam memahami ilmu-ilmu yang lain.
Mehmed termasuk orang yang menggemari ilmu bahasa dan sastra. Bahasa Turki dan Persia menjadi bahasa ibu namun bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang dikuasainya di dalam memahami agama Islam karena kita ketahui bersama Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab maka sudah menjadi ketentuan kitapun jika ingin memahami Al-Qur'an kita perlu mengetahui bahasa Arab dengan baik.
Kemudian Mehmed juga memahami betul medan dari Konstantinopel dengan mempelajari segala hal yang berkaitan dengannya bahkan termasuk hal-hal yang menyebabkan kegagalan para pendahulunya kemudian melakukan introspeksi apa yang menyebabkan kegagalan tersebut.
3. Adanya Guru sekaligus Murabbi
Mehmed memiliki seorang guru sekaligus murabbi yang selalu membersamainya sepanjang waktu. Murabbi yang dimiliki oleh Mehmed tidak hanya mampu mengajar ilmu yang dimiliki akan tetapi dia juga membimbing, mengarahkan, melihat bagaimana mutarobinya tumbuh dan berkembang pesat dan tetap terawat di dalam lingkungan syar'i. Hal ini dapat terlihat bagaimana seorang Mehmed selalu meminta pertimbangan dari gurunya Syaikh Aaq Syamsudin di dalam penaklukan Konstantinopel. Syaikh Aaq Syamsudin merupakan seorang Polymath (orang yang mengetahui disiplin ilmu yang banyak), seorang faqih dan merupakan ahli ibadah.
Melalu gurunya inipula Mehmed selalu mendengarkan kisah-kisah dan sejarah para Nabi. Bahkan gurunya selalu berpesan bahwa Mehmed merupakan orang yang dijanjikan di dalam hadits Rosululloh yang akan menaklukkan Konstantinopel. Hal ini ternyata sangat berpengaruh besar sekali bagi diri pribadi Mehmed. Jika ada hal-hal yang meragukan pendapatnya tidak jarang Mehmed selalu berkonsultasi dan meminta saran dan petunjuk kepadanya. Benar-benar perpaduan yang sempurna antara seorang pemimpin negara yang tidak hanya faqih dalam agama namun juga ahli ibadah yang selalu mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari seorang ulama yang faqih pula.
4. Jihad Dibawah Bimbingan Ulama
Satu hal yang menjadi salah satu kesuksesan dan keberhasilan dari Muhammad Al-Fatih dalam membebaskan Konstantinopel ialah mereka berjuang, berjihad di dalam menegakkan kalimat Alloh dibawah bimbingan ulama. Hal ini yang perlu digaris atasi. Peran ulama merupakan peran yang sangat krusial tidak hanya di dalam amal jama'i seperti jihad namun di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara peran ulama menjadi sangat penting. Merekalah yang seharusnya dijadikan rujukan di dalam memutuskan dan membawa ke arah kehidupan negara yang lebih baik.
Jika menelusuri lebih lanjut maka kita akan melihat bahwa Mehmed selalu berkonsultasi kepada ulama ketika akan memutuskan perkara yang penting. Mehmed pun juga menerjunkan dalam setiap kelompok pasukannya ulama-ulama yang selalu mengingatkan mereka kepada Alloh dan mengingatkan akan pentingnya niat ikhlas di dalam mendakwahkan agama ini. Melalu ulama-ulama ini suasana syar'i tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Karena sebagaimana wasiat yang telah disebutkan oleh Umar ibn Khattab bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh pasukan-pasukan Islam lebih ditakutkan olehnya karena kemaksiatan akan menghasilkan kemaksiatan yang lain dimana hal ini merupakan dampak dari lemahnya iman yang otomatis akan menyebabkan kalahnya pasukan Islam. Oleh karena itu hendaknya jihad, perjuangan dan dakwah Islam selalu dalam bimbingan ulama yang faqih di bidangnya.
5. Paham Manajemen Organisasi
Anda pernah mengatur orang hingga 10-100?. Atau bahkan mungkin pernah mengelola 3000an orang?. Lihatlah bagaimana Mehmed berhasil mengelola 250.000 tentaranya untuk tetap konsisten dan bertahan pada posisinya. Silahkan kita berfikir berapa jumlah logistik yang harus disediakan oleh beliau untuk memberi makan 250.000 orang, mengelola sanitasinya agar tidak menimbulkan penyakit, bagaimana mengelola amunisi agar tetap ready, disini peran manajemen organisasi yang diterapkan oleh Mehmed berjalan dengan sangat baik dan luwes.
Jika satu orang setiap harinya makan daging sebanyak 1 kilogram kemudian jika setiap orang seharinya mengeluarkan urin sebanyak 1 liter ditambah dengan jangka waktu penaklukan kurang lebih 50 hari maka silahkan dikalikan sendiri berapa besar sanitasi yang dibutuhkan.
6. Konsistensi dalam Ibadah
Mehmed merupakan orang yang paling konsisten di dalam ibadah baik ibadah-ibadah wajib maupun sunnah. Disebutkan bahwa Mehmed tidak pernah ketinggalan solat lima waktu maaf tidak pernah telat bahkan. Beliau juga tidak pernah ketinggalan solat sunnah rawatib dan tidak kalah penting solat sunnah tahajud. Benar-benar pemimpin soleh yang menjadi teladan bagi umatnya. Sangat berbeda dengan kita yang mungkin masih mengikuti mazhab masbuqiyah. Tidak heran Mehmed benar-benar mendapatkan pertolongan dari Alloh. Hal ini tercermin dari hadits Nabi yang menyebutkan demikian:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ بِصَلَاتِهِ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“Sesungguhnya amalan yang paling pertama yang akan dihisab atas seorang hamba dari amalan-amalannya pada hari kiamat kelak adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, maka sungguh ia telah bahagia dan berhasil. Akan tetapi, jika shalatnya buruk, maka sungguh ia telah binasa dan merugi.” (HR. Nasai)
7. Bertakwa kepada Alloh dan Berakhlak Mulia
Cukuplah Mehmed dikatakan pemimpin yang bertakwa kepada Alloh, berakhlak mulia dan pengikut sunnah Nabi yang konsisten. Hal ini tercermin dari sikap dan perilakunya yang terlihat. Ketika Konstantinopel jatuh ketangannya orang-orang yang bertahan di dalamnya sama sekali tidak dibunuh dari kalangan orang tua, wanita, anak-anak dan orang-orang yang tidak ikut serta berperang. Inilah keunikan dari hukum Islam, tidak akan pernah mendzolimi kaum minoritas maupun orang-orang yang berbeda agama. Al-Mawardi menyebutkan dalam Al-Ahkam Al-Sulthaniyyah
ولا يجوز قتل النساء والولدان في حرب ولا في غيرها مالم يقاتلوا
“Tidak boleh membunuh wanita, anak-anak di dalam perang dan tidak boleh pula di selainnya”
Sebagaimana hal ini telah tertuang pula pada sabda Nabi yang merupakan salah satu adab-adab berperang. Bahkan ketika Konstantinopel takluk, Para ulama dan penasehat menyarankan kepada Mehmed untuk segera menjaga tempat-tempat ibadah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena dikhawatirkan terjadi pembunuhan dan balas dendam. Akan tetapi hal ini tentunya tidak terjadi karena kesigapan dan kecepatan dari Mehmed untuk segera berjaga-jaga.
Maka sungguh indah hukum Islam jika kita mau menerapkannya dengan adil dan konsisten. Sebagaimana kita ketahui bahwa agama ini merupakan rahmat bagi semesta alam.
Mehmed juga tidak melakukan pemaksaan agama kepada mereka yang masih tetap di ajaran sebelumnya. Karena agama ini bukanlah paksaan. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan kepercayaan lain.
8. Kesabaran Tingkat Tinggi
Kesabaran tingkat tinggi rupanya menjadi salah satu sifat dan pribadi Mehmed. Di kala intern pasukan terjadi sebuah friksi sementara kondisi benar-benar sedang genting dan menentukan sementara beliau harus segera memutuskan, beliapun dapat menangani friksi tersebut tanpa adanya pertumpahan darah maupun dengan mempermalukan orang lain. Hal ini yang menjadikan Mehmed sosok ideal seorang pemimpin.
Tentunya kita ketahui bersama bahwa tidak ada satu keputusan yang dapat memuaskan semua pihak. Oleh karena itu Mehmed tetap berada pada pendiriannya untuk tetap pada cita-citanya menaklukkan Konstantinopel.
9. Seorang Pemuda
Jujur hampir tidak percaya ketika membaca kisahnya bahwa beliau masih berada di usia yang sangat muda belia. Namun saya sadar bahwa ketika Islam ini turun di tanah Arab mereka yang memperjuangkan Islam di awal-awal kebanyakan adalah para pemuda. Akan tetapi pemuda tanpa ada yang mengarahkan akan menyebabkan terjadinya penyimpangan. Para sahabat memiliki Nabi Muhammad sebagai guru sekaligus murabbi yang sempurna di dalam mengarahkan dan menumbuhkan semangat perjuangan dan mendakwahkan Islam sementara Mehmed memiliki Syaikh Aaq Syamsudin sebagai guru sekaligus murabi yang mengarahkannya. Belum lagi Mehmed terkenal sangat mengagumi Nabi Muhammad Shalallohu alaihi wa Salam.
Seorang pemuda di masa mudanya memiliki tenaga yang masih prima jika dibandingkan dengan orang tua. Sangat disayangkan jika sekarang kita melihat pemuda justru lebih gandrung dan cenderung di dalam bermaksiat kepada Alloh. Sepinya masjid-masjid dari para pemuda membuktikan kelemahan dari sistem pendidikan kita dan kontrol di dalamnya. Pemuda-pemuda kita lebih sibuk dengan urusan duniawinya. Maka tidak heran jika mereka sama sekali tidak pernah mendengar atau bahkan mengetahui seluk beluk kisah perjuangan para sahabat.
10. Menanamkan Sifat Percaya Diri
Sifat percaya diri yang sangat besar pada diri Mehmed ditumbuhkan oleh beberapa pihak diantaranya ialah melalui ayahnya Sultan Murad II. Beliau selalu menanyakan kepada Mehmed kecil apa yang akan dilakukannya untuk membebaskan Konstantinopel. Belum lagi dari gurunya Syaikh Aaq Syamsudin yang selalu membacakan Sirah Nabawiyah, tarikh dan sejarah perjuangan disamping mengajar ilmu-ilmu syar'i. Bahkan Syaikh Aaq Syamsudin selalu mengatakan bahwa Mehmed lah orang yang dimaksud oleh Nabi yang akan membebaskan Konstantinopel. Hal ini terus dilakukan secara berulang-ulang dan terpatri pada diri Mehmed sehingga amalan pekerjaan dan perjuangannya diarahkan seluruhnya demi menaklukkan Konstantinopel.
Semoga apa yang sedikit ini dapat bermanfaat. Allohu'alam
- Di sela-sela mudik dan silaturahim orang tua
Banyumanik, 4 Syawal 1433
Andrey Ferriyan