Jadilah Manusia-Manusia Robbani

Jadilah Manusia-Manusia Robbani

Refleksi 1 Syawal 1433

Gema takbir terdengar dari kejauhan dan saling bersahut-sahutan menandakan akhir dari Ramadhan 1433. Banyak orang bergembira dengan hadirnya momen ini. Momen dimana sanak keluarga bisa saling berkumpul dan saling bersilaturahmi. Biasanya satu hari sebelumnya orang-orang terlihat sibuk memenuhi pasar-pasar dan supermarket maupun mall untuk merayakan hari yang indah ini.

Namun di sela-sela yang berbahagia ini pernahkah kita mencoba untuk merenungkan apakah amalan kita diterima oleh Alloh?. Yakinkah kita bahwa amalan-amalan yang telah kita jalankan selama bulan Ramadhan akan mendapatkan ganjaran yang besar?. Teringatlah diri pesan dari salah seorang Ulama. “Kun Robbaniyun wa laa kun Romadhoniyun”. Yang kurang lebih artinya jadilah orang-orang Robbani dan jangan menjadi orang-orang Romadhon.

Kita telah melewati masa-masa Ramadhan yang penuh ampunan dan penuh dengan ganjaran pahala. Di dalamnya kita merasakan kemudahan, keindahan, dan kenikmatan yang luar biasa di dalam mendekatkan diri kepada Alloh. Terbersit beberapa pertanyaan di dalam hati ini. Akankah tahun depan kita menemui tamu agung ini?. Mampukah kita untuk tetap istiqomah di dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh?. Jawablah di masing-masing hati kita. Cukuplah amal perbuatan kita menjadi saksi bahwa kita telah menjadi manusia-manusia Robbani atau hanya menjadi manusia-manusia Romadhon. Cukuplah air mata ini menjadi bukti masih begitu banyak dosa-dosa pada diri kita akan tetapi kita masih belum mampu memanfaatkan waktu-waktu yang telah diberikan.

Hati ini terasa berat untuk berpisah dengan bulan Ramadhan. Telah terbayang di depan bahwa musuh-musuh dari golongan syetan akan memulai aksinya di dalam menggoda umat manusia. Tidak lupa pula para syetan dari golongan manusia akan tetap melancarkan serangan-serangannya untuk menghancurkan umat manusia dan memalingkan dari agama Alloh.

Ketahuilah wahai saudara-saudaraku di kala kita bergembira, nun jauh disana saudara-saudara kita dirundung kesedihan yang mendalam. Ketahuilah di kala kita berbaju baru, mereka hanya berbaju berselimut debu. Ketahuilah ketika kita memakan makanan kita dengan nikmat dan tenang, mereka makan hanya untuk menyambung hidup dan melanjutkan perjuangan. Ketahuilah ketika kita menikmati malam hari raya dengan cahaya lampu, mereka hanya menikmati malam hari mereka dengan cahaya bintang dan dentuman peluru. Ketahuilah ketika kita berbahagia berkumpul dengan keluarga kita, mereka cukup berbahagia dan berlapang dada kelak mereka akan berkumpul dengan keluarga mereka di surga. Masihkah kita bisa tertawa bahagia?.

Semoga kita tetap istiqomah di dalam mengarungi jalan-jalan ini yang penuh onak dan duri. Renungkanlah bahwa amalan yang kita laksanakan di bulan Ramadhan belum bisa menjadi jaminan akan keselamatan kita kelak di akherat. Oleh karena itu dengan berakhirnya bulan Ramadhan mari kita jadikan bulan syawal menjadi lembaran baru yang akan mengantarkan kita menuju ketaatan lebih lanjut kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Panjatkanlah do'a kita untuk saudara-saudara kita di bumi Alloh manapun. Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kita.

  • Untukku, untukmu, untuk kita, untuk saudara-saudaraku yang tertindas dan terdholimi di bumi Alloh manapun.

Seventh Heaven Libray, 1 Syawal 1433 - 18 Agustus 2012

Qudori Jibrayn