Mencoba untuk mengambil hikmah dari momen yang ada.

Adzan maghrib telah berkumandang. Dalam bulan qomariah masuknya waktu maghrib menjadi pergantian hari baru. Riuh rendah terdengar di rumah dan suara takbirpun terdengar baik di masjid maupun di ufuk. Canda tawa dan rasa syukur menghias di wajah mereka dan juga anak-anak dengan riang gembira. Masjid kami biasanya lebih banyak diramaikan oleh anak-anak tatkala momen ini. Kemudian mereka yang kembali ke kampung halamanpun juga terlihat sibuk.

Saya masih ingat betul bagaimana momen-momen itu selalu beriring-iringan menghampiri di setiap akhir ramadhan. Tak jarang saya mengungkapkan dalam bentuk sebuah tulisan refleksi diri. Tahukah wahai sahabat, sekalipun momen itu beriring-iringan hadir dan saya alami selalu saja ada yang baru yang bisa minimal diambil pelajaran buat diri saya pribadi.
Setiap peristiwa selalu ada yang bisa kita petik.

Ijinkanlah diri ini untuk mengamalkan ayat terakhir dari surah Adh-Dhuha.

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”

Momen ramadhan kali ini Alloh telah mengaruniakan kepada saya beberapa kenikmatan. Pertama pertemuan dengan sahabat-sahabat baru baik yang satu negara maupun dari negara lain. Sahabat-sahabat luar biasa yang mengingatkanku kepada kisah persaudaraan kaum Muhajirin dan kaum Anshar bagaimana mereka lebih mementingkan saudaranya padahal mereka juga membutuhkan. Sahabat-sahabatku terima kasih semoga Alloh membalas semua kebaikan kalian semua dengan balasan yang terbaik.

Nikmat kedua adalah berbagai kemudahan untuk menuntut ilmu di negeri ini. Aku diberikan guru-guru keilmuan yang dengan sabar membimbing dimana diriku masih jauh dari apa yang diharapkan. Terima kasih wahai para guruku. Kalian adalah inspirasiku semoga ilmu yang diberikan semakin bertambah bagimu dan engkau mendapatkan pahala besar dan ditinggikan derajatnya oleh Alloh,

Tidak saja guru-guru keilmuan akan tetapi guru-guru kehidupanpun bisa aku peroleh darimana saja dan kapan saja dengan waktu yang tidak pernah terduga. Terkadang begitu saja menyeruak dalam hati dan cukup menggetarkan. Semuanya membutuhkan tingkat kesyukuran dan kesabaran yang lebih dari biasanya. Namun semuanya bisa menjadi pelajaran dan contoh teladan. Sekalipun perlahan dalam menapakinya.

Tahukah wahai sahabat bahwa sebaik-baik guru kehidupan yang bisa dicontoh adalah baginda Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wa Salam. Tak habis-habisnya lisan ini akan terucap dan bersholawat. Aku hanya bisa menangis dan marah tatkala ada orang yang dengan nista melecehkan beliau baik dengan menghinanya ataupun menghina mukjizat yang dibawanya. Tahukah siapa yang diingat beliau menjelang beliau wafat ?. Kita !. Ya kita !. Aku hanya bisa bersedih tatkala negeri beliau dijadikan ajang kerusakan. Terlalu banyak kiranya jika dikisahkan bagaimana beliau membangun negeri yang mulia itu bersama para sahabat-sahabat yang mulia. Jika ingin melihat bagaimana pendidikan karakter dan akhlakul karimah itu bersemayam maka lihatlah beliau. Maka jangan harap orang yang disebut berpendidikan karakter tapi minim akhlakul karimah dapat diterima oleh kawan dan disegani lawan. Aku bukan siapa-siapa tapi camkan bahwa aku tidak akan memberikan loyalitas dan simpatiku padanya. Maaf jadi sedikit terbawa perasaan melantur terlalu jauh.

Wahai sahabatku di hari yang fitri ini selalu dan selalu aku mencoba mengingatkan kembali bahwa ketika kita berbahagia disini, bercanda tawa bersama keluarga dan sahabat maka di belahan bumi lainnya ada ada saudara-saudara kita yang hingga detik ini begitu menderita. Jangankan bisa membeli baju baru. Bahkan untuk bisa makan dan hidup keesokan harinya masih menjadi sebuah ketidakpastian. Sekalipun demikian mereka selalu optimis bahwa badai pasti berlalu. Senyum-senyum mereka selalu merekah dan yakin bahwa janji Alloh itu pasti. Maka aku mengajak kepada kalian semua yang membaca ini untuk minimal menyelipkan doa-doa bagi mereka. Palestina, Suriah dan negeri-negeri lain masih membutuhkan bantuan.

Semoga kita diberikan karunia untuk bertemu dengan bulan ramadhan kembali. Aamiin.

  • aku yang menunggumu

Andrey Ferriyan
Yokohama, 1 Syawal 1437 - 6 Juli 2016